Learn or Earn : Ketika harus memilih kerja atau studi (lagi)
Ketika banyak orang mengajukan pertanyaan terkait:
“Mengapa
rela meninggalkan pekerjaan demi studi, pertimbangan2 apa serta apa alasan
dibalik pilihan yang diambil? “ – dan sampai sekarang masih menjadi pertanyaaan misteri
dan bikin penasaran bagi beberapa pihak.
Maka… cerita ini pun
hadir, sekiranya bisa menjadi jawaban atas pertanyaan tsb di atas.
Hati mana yang tidak
bingung ketika diperhadapkan dengan pilihan sangat sulit ini:
Ø Memilih melanjutkan
bekerja dengan karir yang bagus di perusahaan Oil & Gas yang punya nama dan reputasi yang baik?
Hidup sejahtera mapan dan terjamin hingga hari tua secara financial. Dan
sedikit catatan : Agar bisa masuk di perusahaan ini saya harus bergulat dengan ribuan
pelamar lainnya lengkap dengan drama-drama pencarian kerja yang telah terjadi. #kehidupan idaman banyak orang
Ataukah…
Ø Memilih untuk melanjutkan
studi ke jenjang magister dimana itu merupakan MIMPI lama yang terpendam bahkan
telah didoakan bertahun-tahun. Sudah diterima disalah satu universitas terbaik
di UK dan mendapatkan beasiswa bergengsi dari pemerintah Indonesia dimana
semua biaya perkuliahan bahkan uang bulanan, uang buku pun ditanggung. #pokoknya tinggal berangkat sekolah aja.
Image by midland.edu, workstudy.
Semua pilihan begitu
menggiurkan bukan? #nanyanya ala
presenter iklan property.
Trus
gimana dong Chu?
Ya gitu, bingung banget.
Mending kalau milihnya tuh yang terbaik diantara yang terburuk, sedikit lebih mudah.
Ini tuh bagus semua dan menggiurkan semua. #KurangApaCobaIniHidup
Dikasih milih ginian.
Kaya harus memilih antara
Brad Pit atau Leonardo DiCaprio?
#ya gag tau juga sih
rasanya gimana milih ini abang-abang.hahaha
Pokoknya bingung
bangetlah.
Sama-sama dibuang sayang,
tapi ya jangan serakah juga, kudu ambil
salah satu.
Note: Karena keadaan belum
memungkinkan untuk menjalani keduanya secara bersamaan.
Seperti : Pengen milih cuti tanpa
dibayar selama studi (maunya), namun pilihan ini belum terbuka mengingat bertepatan
dengan perusahaan juga sedang menawarkan program pensiun dini bagi siapa saja
yang ingin *secara sukarela. Catet: sukarela, bahagia, tanpa paksaan. #JadiBukanPHK.
Kalau dilihat-lihat dan direnung-reungkan, skenario ini sudah dirancang sedemikian rupa oleh Sang Sutradara, moment-nya tuh
pas banget. Jadi….intinya..
Saya harus mengambil
keputusan besar tahun ini yang akan mempengaruhi langkah saya di masa depan.
Ngapain
aja sebelum mengambil keputusan terbesar ini?
Macem2, poin2 pertimbangan
mulai dirancang dan dikemas sedemikian rupa untuk membantu proses memilih. Kaya
bikin project gitulah, kudu bikin decision analysis-nya dulu. *soserius
Dan pastinya banyak
diskusi sama mama papa, saudara, om tante, rekan kerja, leader-leader ditempat
kerja, temen deket, temen hidup , temen bertukar pikiran, temen terkasih dan tersayang dan temen-temen
lainnya (rame bener) serta beberapa orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan
pertimbangan serta pandangan lainnya. #setidaknya
gag bikin tambah galau.
Dan gara-gara ini juga,
jadi kebanyakan mikir, lagi nyapu mikir, lagi mandi mikir, lagi masak mikir,
gag lagi mikir ya mikir juga, ahahhaha. *untung uban gag numbuh.
Banyaklah pokoknya pikiran-pikiran
bergentayangan.
Ya kira-kira begini
gambarannya.
“Saat
harus memilih meninggalkan pekerjaan… (Si Zona Aman dan Nyaman)
Berarti saya harus:
1. Melepaskan
- Karir yg sudah lama dibangun selama 3 tahun 7 bulan dengan jerih lelah.
Lengkap bersama peluh tawa suka dukanya dunia pekerjaan. Dan ini juga merupakan
pekerjaan pertama.
2. Merelakan - Big Earn "Gajih" dan
benefit2 yang “wow” bagi rakyat jelata sekelas saya yang terlahir dari keluarga
cemara bukan cendana ini. *Buat yang
mampu mungkin masih remah-remah rempeyek kali. Jadi nothing to lose juga kalaupun
harus ditinggalin.
3. Meninggalkan dan melepaskan
status social yang bergengsi (dada
mana yang tidak busung kalau udah bawa embel2 nama perusahaan ini, *heyaaaa……
saking bangganya).
4. Meninggalkan - Kehidupan mapan dan sejahtera hingga pensiun. Gag khawatirlah dihari tua, keliling dunia mah
pasti katanya. *aseeekkkk
5. Kehilangan - Jaminan
hidup aman dan tenang kalau sakit, gag perlu khawatir, serba siap siaga. Semua
di cover pembiayaannya.
6. Rela untuk tak lagi merasakan - Makan
enak, tidur enak, kemana-mana enak.
7. Melepaskan kesempatan - Pengalaman
bekerja yang luar biasa, baik di kantor maupun di lapangan (ladang minyak terbesar) yang gag didapetin di
tempat kerja lain, lengkap dengan berbagai macam employee development-nya yang keren dengan modul belajar, training, sertifikasi
nan bergengsi. Pokoknya gag bakal dipandang sebelah matalah "almamater" sini.
8. Meninggalkan - Ribuan partner kerja yang hebat, sangat professional dan berpengalaman.
9. Meninggalkan - Perusahaan
besar yang menujung tinggi nilai-nilai baik (apalagi soal integritas, genuine, trust-nya yg super, terlebih terkait bidang pekerjaan yg saya tekuni Health, Safety, Environment-nya juara lah) dan perusahaan yg membesarkan namamu dan membuat packaging dunia profesionalmu OK.
10. Meninggalkan - Perusahaan
bertaraf international yang merupakan dream
company banyak org. *masuk ini aja, berpeluh derai drama.
11. Meninggalkan
- Perusahaan yang juga menjadi “sekolah” dimana kamu bisa belajar dunia
Kepemimpinan/Leadership yang kece, membangun Networking yg luas (kontraktornya banyak bener), melatih kemampuan
komunikasi yang handal dan bonus bonus pengalaman hebat lainnya.
#Susah
nyeritainnya. *kudu bikin tulisan
tersendiri ini mah.
“Saat
harus memilih meninggalkan kesempatan studi… (Si Mimpi Besar)
Berarti saya harus:
1. Melepaskan
- Kesempatan belajar di universitas bergengsi di UK (Note: sudah mendapat Letter of
Acceptance – unconditional, tanpa syarat).
2. Merelakan - Mimpi besar
untuk bisa menempuh pendidikan selanjutnya / studi magister dengan jurusan yg amat sangat
dicintai (I found my happiness and passion-nya di bidang ini) lengkap dengan silabus, tenaga pengajar dan
fasilitas belajar bertaraf international.
3. Melepaskan - Kesempatan mendapatkan
pengalaman membangun networking
dengan mahasiswa-mahasiswi dari berbagai macam negara, belajar kultur dan budaya
yang beragam serta benua baru untuk di pijak selama satu tahun kedepan. #jalan-jalan kalau libur.
4. Melepaskan - Kesempatan
mendapatkan beasiswa full dari pemerintah
untuk meng-cover biaya studi, baya
hidup, bahkan uang buku pun diberikan. #bawadiridanbajuaja.
5. Melupakan - MIMPI BESAR saya lah pokoknya dan harus siap menguburnya dalam-dalam.
Trus, Gimana
hasil diskusi sama beberapa orang yg diajak bertukar pikiran?
Beberapa pernyataan,
pandangan dan jawaban yang pro dan kontra pun hadir mewarnai galaunya proses
memilih.
Yang
pro Kerja :
“Gus,
lanjut kerja ajalah, karirmu bagus, sayang ditinggalin..
“Chu,
yakin ditinggalin? Susah lo masuk sini, belom tentu bisa dapat yg begini lagi..
“Gus,
kapan lagi bisa kerja ditempat yang mensejahterakanmu, kuliah bisa
nanti-nantilah..
Dan beberapa kalimat lainnya yang tak sama namun memiliki makna serupa : Don't Go.
Abaikan : Gus atau Chu sama aja (nama panggilan).
Yang
pro Studi :
“Chu,
kuliah aja, kamu masih muda, kapan lagi punya kesempatan belajar dan
mendapatkan beasiswa..
“Chu,
ikuti hati nurani, kalau mimpimu memang mau studi lagi, lanjut aja..
“Gus,
jangan menTuhankan tempat kerjamu, rejekimu pasti ada, kalau memang niatnya baik
mau sekolah lagi. Go ahead aja..
" Dear (taulah ya ini siapa), kejar mimpi besarmu, aku percaya, kamu orang hebat, pasti nanti kalau pun harus bekerja lagi, kamu dapat pekerjaan yg hebat untuk dilakukan. Beranilah utk mengejar mimpimu "
Dan beberapa kalimat lainnya yang tak sama namun memiliki makna serupa : Go Ahead madam.
Yang
ikutan Galau :
“Gw
bingung juga chu..“- Hahhahha
(ada temen bingung dong ini).
“Au ah Chu, kerja, belajar, kuliah, umur lo udah berapa? kapan lo nikahnya? “- Ini bikin masalah
baru aja komentarnya. hahaha
Well,
Setelah melewati berbagai
macam kondisi hingga galau kronis melanda, perenungan siang dan malam, serta
diskusi yang hangat hingga panas. #salto-salto #garuk2dinding.
Maka…
Keputusan diambil ! Saya
dengan MANTAP untuk mengejar mimpi besar saya dengan memilih melanjutkan Studi Lagi dan dengan demikian juga memilih
untuk menjadi seorang pensiunan muda alias pensiun dini.
Image by graphicstock.com - work-study-dice-showing-choice-of-working-or-studying
Dengan keyakinan bahwa,
- Saya memilih untuk melanjutkan “sekolah kehidupan” saya dengan mengisi diri dibidang akademis yg dimana saya juga yakini ini menjadi salah satu investasi terbaik bagi saya dalam hal pengembangan diri dan juga sebagai bekal bagi saya mengejar apa yang menjadi mimpi , visi, misi saya bagi dunia. #baaaah, berat kali kawan...
- Bekal experience/pengalaman diusia muda (memang belom lama sekali which is idealnya 5 tahun lebih mungkin) yang sudah didapatkan selama di dunia kerja pun saya yakin pasti bermanfaat dan menjadi modal untuk mantap melangkahkan kaki ini ke depan. #sadeess..
- Terkait kesejahteraan hidup, saya memang harus mengimani bahwa Sang Maha Penyedia yang memberikan berkat, susah payah pun kalau bukan berkatnya, ya begitu aja. Jadi, saya pasti terpelihara. Burung pipit diudara saja makan dan tak kelaparan. #wayoffaith
- Restu orang tua melapangkan jalan : Apalagi setelah Papa komen : “ Kejarlah mimpimu, jangan kuatir sama kerjaan yg akan datang setelah kamu udah lulus S2. Pasti ada berkat lain, bahkan jauh lebih baik “ - #melangkahmantapbanget ini mah.
Gimana
rasanya setelah mengambil keputusan?
Plong... Dan mengalami perubahan hidup :
- Ngerasain yang namanya gag megang gaji bulanan lagi tapi harus tetap bersyukur, *lupakan sms banking
- Menyandang status pengangguran lagi dan dituntut untuk hidup lebih kreatif dan inovatif menggunakan waktu luangnya sembari nunggu jadwal studi.
- Kudu move on dari bayangan-bayangan pekerjaan yang bergengsi itu.
- Sebenarnya jadi banyak ngayal : kerja di lapangan, ngajar training, memfasilitasi Investigasi dan pekerjaan-pekerjaan serta aktifitas lainnya yang dulu pernah dilakukan. Trus senyum-senyum seneng sendiri, dan bersyukur.
- Dan sebagainyalah.... banyak perubahan. Sekarang semenjak nganggur, Jadi ngerti banget berkebun sama soal tukang menukang, harga paku, cat dll. hahahha...
- Dan yang paling penting, hobby nulisnya jadi bangkit dr tidur nyenyaknya selama ini :)
Nyesel
ngga sejauh ini?
Sejauh ini Ngga nyesel.
Masih Yakin. Mantap.
Yakin banget ini yang
terbaik saat ini untuk dijalani.
Catatan: Awal tahun lalu, sebenarnya resolusi untuk tahun ini mendoakan agar bisa melanjutkan studi, dan ternyata terjawab.
Sadar juga kalau isi doanya : cuman minta sekolah, gag minta supaya tetap bisa bekerja, wkwkkwk. (Pembelajaran buat kita semua : kudu specific lain kali ya, sama kaya minta jodoh, jangan kurang satupun hahaha).
Merasa
salah memilih ngga?
Buat saya, Perkara memilih harusnya
bukan soal pilihan benar atau salah.
Sah2 aja milih yang mana.
Yang jadi poin perhatian adalah : resiko dan konsekuensi dari memilih.
Makanya perlu
pertimbangan yang matang.
Jadi dengan mengambil
keputusan ini, saya sudah siap dengan segala resiko dan konsekuensi yg diambil baik kelebihan atau kekurangannya.
Apa
yang disyukuri dari kondisi sekarang?
Keadaan saat ini justru
membuat saya jauh lebih bersyukur, sadar bahwa saya sudah diberikan kesempatan
berharga selama ini yang tidak semua org akan merasakan hal yg sama, lalu menjadi belajar
dan mengalami apa itu kekurangan dan berlebihan, suka duka pekerjaan, apa itu
menjadi seorang yg professional dan juga membumi serta pelajaran kehidupan
lainnya. Bersyukur untuk Pengalaman hidup dan bekerja yang tidak akan pernah hilang serta akan
menghiasi CV saya dengan indahnya J #syantik…
Sungguh Indah-lah yang
telah berlalu…
Dan apa yang saya jalani
sekarang, saya yakini jauh lebih indah, saya melihat masa depan sungguh ada dan
nyata bersama Sang Pencipta, saya terpelihara dan rancanganNya sungguh ajaib
dan unik.
Pesan
buat para pembaca apa nih? *kalau ada yg
baca. Hahaha :
Buat yang mungkin pernah
atau sedang dalam kondisi yang sama, drama memilih emang selalu menjadi perkara
yang tidak mudah. Jadi :
- Beranilah mengambil keputusan tepat, jangan terlambat, jangan juga kecepetan dan harus penuh petimbangan. Terlebih keputusan besar dalam hidup yg akan mempengaruhi kehidupan secara significan, seperti memilih karir, pasangan hidup dan terkait mimpi besar anda.
- Berdoa lah untuk keputusan yg akan diambil dan buatlah decision analysis, penting banget sih ini.
- Doa restu orang tua, orang-orang terdekat, sanak saudara, dan teman udah paling top.
Catatan Penting :
" Banyaklah
rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhan lah yg terlaksana.
" Beranilah meninggalkan zona aman dan nyaman demi sebuah mimpi besarmu.
"Beranilah
bermimpi dan bermimpi besarlah.
" Kejarlah
mimpimu disaat kau telah terbangun.
"Living the dream itu akan membuat kita lebih hidup – by Sang Kekasih.
Terimakasih Sang Sutradara handal dalam hidup ini.
Saya menikmati episode demi episode kehidupan indah ini.
Salam dari Si Pengejar
Mimpi,
Buchu,
@Borneo. Di warnet banget lah ini.
Kereeeen bgt Mbak Gustina.. semoga ada karir yg lebih baik lg kedepannya stelah studi. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin
ReplyDeleteThanks Mba Siska :) Amiinn.. yg terbaik untuk kita
DeleteKak gustina aku slalu ngikutin tulisan2 nya kak gustina... Kerenn dan slalu inspiratif bwt pembacanya...good luck ya kak gus
ReplyDeleteterimakasih.. jangan bosan ya bacanya :)
DeleteI like the way you write, keep goin on little lady.
ReplyDeleteThanks ka Martha
Deletemantap kak gustina... keep writing keep inspiring....
ReplyDeletewah ini nih.. hahaha Leader awak yg super duper topcer.
DeleteThanks for always supporting your member :D
sama-sama..... lancar juga ya semuanya..
ReplyDeleteMantaps..
ReplyDeleteGBU
Mantapssss...
Deletesangat menginspirasi kak :) work hard , play harder , pray hardest yaa kak . sukses selalu.
ReplyDeleteGodspeed O:)
Thanks Fells :D
DeleteSukses...Godspeed
I'm really inspired, thank you for sharing :) God bless. . .
ReplyDeleteThanks :D Gbu 2
Delete