Menciptakan Budaya K3 di Rumah (Safety Begins at Home)
Dalam rangka merayakan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2017, sebagai seseorang yang berkecimpung di dunia K3, saya ingin berbagi sedikit ilmu pengetahuan dan pengalaman yang pernah dipelajari atau mungkin saya alami secara pribadi. Semoga bermanfaat :)
Keputusan Pemerintah mengenai Bulan K3
Pemerintah terus mencanangkan
program Bulan K3 setiap tahunnya yang dirayakan oleh semua pihak (secara khusus yang berkecimpung di dunia Industri akan sangat aware mengenai hal ini) dengan pencapaian "Kemandirian Masyarakat
Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2020". Bulan K3 dilaksanakan pada tanggal 12 Januari - 12 Februari setiap tahunnya. Melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan, nomor 386 tahun 2014, petunjuk pelaksanaan pada tahun 2015 -2019 telah dijelaskan berikut tema tahunannya.
Merujuk pada Visi pemerintah, maka salah satu upaya untuk membantu proses pencapaiannya adalah dimulai dengan membangun budaya K3 di lingkungan rumah dan keluarga.
Di rumah vs di tempat kerja
Tidak bisa dipungkiri bahwa membangun budaya K3 di lingkungan rumah atau keluarga akan cenderung lebih sulit dibandingkan membangun budaya K3 di tempat kerja.
Di tempat kerja, semua aturan terkait K3 seperti policy, regulasi standar dan prosedur sudah tertulis jelas lengkap beserta konsekuensi jika aturan-aturan tersebut tidak dipatuhi. Bahkan beberapa industri atau perusahaan akan menerapkan sistem denda atau pengurangan gaji/bonus karyawan. Dalam hal ini, ada kerugian yang dialami. Reward and Punishment.
Sementara di rumah, berlaku sebaliknya, tidak ada aturan tertulis atau prosedur formal, semua di atur berdasarkan azas kesadaran/awareness serta pengetahuan terhadap issue K3. Untuk kondisi seperti ini, dituntut komitmen dan tidak kompromi terhadap perilaku-perilaku yang tidak aman. Hal ini lah yang menjadi faktor utama mengapa budaya K3 di rumah menjadi sulit diterapkan.
Sementara di rumah, berlaku sebaliknya, tidak ada aturan tertulis atau prosedur formal, semua di atur berdasarkan azas kesadaran/awareness serta pengetahuan terhadap issue K3. Untuk kondisi seperti ini, dituntut komitmen dan tidak kompromi terhadap perilaku-perilaku yang tidak aman. Hal ini lah yang menjadi faktor utama mengapa budaya K3 di rumah menjadi sulit diterapkan.
Tahukah anda? jika sebenarnya, banyak incident atau kecelakaan (bukan hanya kendaraan motor) terjadi di lingkungan rumah, akibat lalainya dan tidak perdulinya anggota keluarga terhadap apa itu K3 atau yang dikenal dengan term singkat "Safety"?
Image by http://www.themomsjournal.com/tag/safety-tips/ |
- Seorang anak meninggal saat mobil sang ayah bergerak mundur. Saat akan berangkat ke kantor di pagi hari, sang ayah tidak menyangka akan menabrak anaknya sendiri saat mobil yang dikendarai bergerak mundur keluar dari garasi tanpa melihat situasi dan kondisi yang ada di bagian belakang mobil. Kasus ini berkaitan dengan keselamatan berkendara, dimana saat mobil mundur pastikan bagian belakang mobil aman terlebih dahulu.
- Karena hobby, seorang ayah harus kehilangan beberapa ruas jari. Saat sedang melakukan hobby-nya yang berkaitan dengan mesin-mesin pahat, alat-alat pemotong dan penghalus kayu, seorang ayah mengalami incident yang berujung pada kecelakaan di bagian ruas jari. Hal ini diakibatkan karena lalai dan tidak fokus pada saat menggunakan mesin tersebut serta tidak menggunakan alat pelindung diri apapun, seperti sarung tangan khusus.
- Seorang ibu yang harus mengalami luka bakar saat mencoba memadamkan api. Karena minimnya dan kurangnya pengetahuan terkait penanganan kebakaran api kecil di dapur, misalnya bagaimana penggunaan APAR - alat pemadam api ringan, bahkan teknik2 lainnya seperti menggunakan karung basah atau handuk basah. Hal ini terkait pengetahuan sang ibu mengenai tanggap darurat dalam menghadapi sebuah bahaya.
Pertama, kenalilah bahaya di rumah - Identifikasi Bahaya
Mulailah dengan mengenal bahaya-bahaya apa saja yang mungkin ada di rumah anda, yang dikenal dengan istilah hazard identification atau identifikasi bahaya.
Pada umumnya bahaya-bahaya yang bisa kita temukan di rumah dan sumbernya adalah:
- Listrik, bahaya listrik bisa ditemukan akibat tindakan berbahaya seperti menyambungkan kabel listrik dari rumah ke rumah secara ilegal, penggunaan extention kabel atau colokan listrik yang di sambungkan dari berbagai macam sumber hingga penuh, misal : TV, kulkas, rice cooker, microwave dan lainnya, kabel listrik yang terkelupas dan berseliweran dilantai dan anak-anak bisa meraihnya.
- Panas, sumber bahayanya bisa ditemukan dari api kompor, air mendidih, setrika, catokan/alat pelurus rambut si ibu ^^, knalpot motor/mobil.
- Ketinggian, kondisi berbahaya ini bisa ditemukan saat memanjat tangga, genteng atau atap rumah, pohon dan tempat tinggi lainnya.
- Benda Bergerak, berasal dari kipas angin, blender, rantai sepeda motor/sepeda kaki, mesin pemotong rumput, mobil, dan benda bergerak lainnya.
- Benda Tajam, contohnya pisau, kapak, ujung pulpen, jarum, ujung meja, pinggiran kaca, gunting, ujung pagar besi, keramik retak/pecah, dan lainnya.
- Bahan Kimia, contohnya detergen, sabun mandi, shampo, sabun tangan, sabun pencuci piring, obat-obatan, cairan pembasmi hama/nyamuk, bensin, solar, cairan pembersih lantai, pengharum ruangan, kapur barus dan lainnya.
- Biologi, contohnya tikus, ular, ulat, kalajengking, nyamuk, rayap, serangga, tawon, ngengat, bakteri, virus dan lainnya.
- Benda Bertekanan, contohnya tabung gas, tabung APAR.
- Radiasi, contohnya HP, TV, Microwave, bahkan beberapa contoh menyebutkan bahwa barang-barang seperti perlengkapan dinner set dan peralatan dapur lainnya terbuat dari bahan2 yang terkontaminasi radiasi (bahan dasar berasal dari negara yang memiliki paparan radiasi).
Masih banyak contoh bahaya lainnya yang bisa ditemukan di lingkungan rumah. Ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi di rumah masing-masing. Maka bisa dilakukan dengan menelurusi bagian luar hingga dalam rumah. Hazard hunt !
Kedua, belajarlah bagaimana melakukan pencegahan, penanganan, pengendalian atau mitigasi bahaya
Hal yang paling penting saat sudah menemukan bahaya-bahaya yang ada di rumah, maka lakukanlah yang namanya pengendalian bahaya dengan urutan sebagai berikut (ini biasanya diaplikasikan di tempat kerja dan bisa menjadi contoh):
Eliminasi, alias menghilangkan sumber bahaya tersebut, misal bahaya listrik dari kegiatan penyambungan listrik ilegal, maka perlu diputuskan.
Substitusi, merupakan proses mengganti atau merubah bahan/barang/proses yang memiliki fungsi yang sama namun tidak membahayakan. Contoh: Meja kaca yang memiliki pinggiran-pinggiran tajam bisa diganti jadi meja yang terbuat dari kayu. Fungsinya tetap sama-sama meja.
Engineering Control, ini merupakan upaya pengendalian bahaya dengan modifikasi atau perubahan (pengurangan/penambahan) design khusus, seperti pisau contohnya, dibuatkan sarungnya atau penutupnya agar lebih aman serta tabung gas atau APAR dibuatkan gantungan/tempat khusus yang tidak bisa dijangkau oleh anak-anak.
Administrasi, ini bisa dicontohkan dengan membuat catatan atau peringatan bahaya. Pada botol-botol bahan kimia khusus misalnya, diberikan informasi atau tulisan bahwa ini merupakan bahan kimia berbahaya atau menempelkan peringatan bahaya pada electrical panel.
Alat pelindung diri, ini merupakan pilihan terakhir, dimana jika terpaksa harus berdekatan dengan sumber bahaya, maka gunakanlah alat pelindung diri. Alat pelindung diri tidak berfungsi untuk menghilangkan bahaya, namun hanya mengurangi resiko bahaya terhadap seseorang. Jadi, perlu diingat bahwa, bahaya tersebut masih ada. Contoh, menggunakan sarung tangan khusus untuk menggunakan cairan kimia dan juga masker. Bagi bapak-bapak yang memiliki hobby berkebun bisa menggunakan sarung tangan, sepatu pelindung dan lainnya. Salah satu contoh lainnya adalah penggunaan safety belt saat mengendarai mobil.
Jadi,
dengan meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya-bahaya apa saja yang ada di rumah dan bagaimana pengendaliannya, maka budaya K3 di rumah sudah bisa dibangun dengan baik secara perlahan. Ini diperlukan sebuah komitmen dan kesadaran TIAP HARInya dari semua anggota keluarga.
Jadi,
dengan meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya-bahaya apa saja yang ada di rumah dan bagaimana pengendaliannya, maka budaya K3 di rumah sudah bisa dibangun dengan baik secara perlahan. Ini diperlukan sebuah komitmen dan kesadaran TIAP HARInya dari semua anggota keluarga.
Membangun budaya K3 dari rumah membutuhkan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Sangat disayangkan jika kesadaran mengenai pentingnya budaya K3 baru terbangun, jika salah satu anggota keluarga mengalami incident terlebih dahulu.
Salam Safety,
Sangat disayangkan jika kesadaran mengenai pentingnya budaya K3 baru terbangun, jika salah satu anggota keluarga mengalami incident terlebih dahulu.
"Selamat merayakan Bulan K3 Nasional - 2017"
Mari bangun budaya K3. Safety Begins at Home...
Salam Safety,
Buchu - Birmingham
Yuk Coba Keberuntunganmu Hari ini... Join Disini Sekarang Bandar Taruhan Sabung Ayam Online Terbaik di Indonesia, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah.
ReplyDeleteThank you because you have been willing to share information with us. we will always appreciate all you have done here because I know you are very concerned with our.
ReplyDelete